Monday, May 12, 2014

Tugas Proposal Kuliah Administrasi Pendidikan.




"Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Sosial Keagamaan (Sosial-Religia)"
 


 A.    DASAR PEMIKIRAN
Dalam proses mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan berkeadilan sosial yang merata baik secara material maupun spiritual diperlukan adanya sumber daya yang berkualitas baik potensi alam ataupun manusia itu sendiri. Pendidikan, dalam konteks ini, merupakan komponen yang paling efektif dalam menciptakan sumber daya manusia yang potensial.
Menurut Paulo Freire, pendidikan merupakan upaya untuk menempatkan manusia pada posisinya sebagai manusia (humanisasi) dan sebuah peradaban dunia sangat dipengaruhi oleh mainstream  yang berkembang dalam dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang pernah ada selama ini dapat diandaikan sebagai Bank yang dapat menciptakan nikrofili bukannya melahirkan biofili.[1]
Pola pendidikan seperti ini hanya akan mampu merubah  penafsiran seseorang terhadap situasi yang dihadapinya namun tidak akan merubah realitas dirinya, dengan kata lain langkah awal dalam menentukan dalam upaya pendidikan adalah suatu proses terus-menerus dan commencement yang selalu mulai dan mulai lagi, maka proses penyadaran akan selalu aa sehingga proses penyadaran merupakan proses inti (hakikat) dari pendidikan  itu sendiri.
Pendidikan adalah proses penyadaran (Consientazion) dan pembudayaan (Culturation) untuk menghasilkan wacana tandingan (Counter discourse ) terhadap paradigma yang ada demi menciptakan tatanan kehidupan yang lebih adil dan perubahan menuju yang lebih baik dan tidak terkekang oleh ideologi yang tidak mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Namun realitas di Indonesia, konsep pendidikan sistem bank yang diterapkan dalam lembaga pendidikan formal telah menciptakan manusia robot yang mengikuti sistem pemiliknya, pendidikan yang seharusnya memproduksi wacana kritis berlaku sebaliknya menjadi mesin-mesin pencipta kapitalisme yang hanya mengikuti sisitem formalitas lahiriah belaka bahkan terkadang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya..
Berkaitan dengan hal di atas pemuda Karang Taruna Desa Lipursari sebagai aktualisasi dalam berinteraksi dengan masyarakat diharapkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk mengolah potensi alam yang dimiliki khususnya pembentukan moralitas masyarakat yang tidak menggantungkan kepada pihak tertentu (Swadaya) yang perlu sedikit stimulan (pendorong).
Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya melalui lembaga-lembaga formal akan tetapi yang menjadi substansi dari pendidikan itu sendiri adalah melakukan proses Consientasi (penyadaran), sehingga dalam melakukan kesadaran tersebut pendidikan bisa diperoleh dari Majlis Ta’lim, Penyuluhan, pelatihan-pelatihan, diskusi dan lain sebagainya.
Dengan demikian kebutuhan yang paling mendasar untuk dapat direalisasikan adalah menggalang sumberdaya manusia secara menyeluruh dan utuh serta pemanfaatan secara maksimal sumberdaya alam untuk dimanfaatkan guna pembangunan masyarakat yang mengedepankan  moralitas agama  dan berpengetahuan teknologi tinggi.
  
B.     TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bertemakan “Membangun Moralitas Masyarakat Melalui Peningkatan Mutu Pendidikan”.
C.    TUJUAN
Tujuan Kegiatan ini yaitu:
1.      Membantu pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan baik mental maupun siritual dan mempersiapkan kader-kader di pedesaan, yakni desa Blogger, Kecamatan Folder, Kabupaten 123;
2.      Berusaha membantu masyarakat memecahkan problematika yang dihadapi dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin;
3.      Meningkatkan kualitas dan kreatifitas masyarakat sebagai upaya pemberdayaan potensi masyarakat;
4.      Membangun moralitas masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai keagamaan dan pembangunan sosial.

D.    TARGET
1.      Terciptanya dinamisasi dan harmonisasi keluarga yang utuh, sakinah, mawaddah, warahmah melalui penyuluhan tentang perkawinan yang diselenggarakan seminggu satu kali.  
2.      Terbentuknya staf pengajar (ustadz-ustadzah) dan mubaligh yang cakap dan kompeten serta peduli terhadap permasalahan lingkungan.
3.      Meningkatnya kualitas mental masyarakat dalam memahami nilai-nilai sosial keagamaan.


[1] Nikrofili yaitu rasa kecintan terhadap segala sesuatu yang tidak memiliki jiwa sedangkan Biofili yaitu kecintaan kepada sesuatu yang memiliki jiwa kehidupan. Istilah ini berasal dari ahli psikonalia kontemporer, Erich Fromm.