A.
KATAPENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,Tim penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini tim penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
B. PENDAHULUAN
Rasulullah
saw wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk meneruskan
kepemimpinannya ( kekhalifahan ) . Sekelompok orang berpendapat bahwa Abu Bakar
lebih berhak atas kekhalifahannya karena rasulullah saw meridhainya dalam soal
– soal agama, salah satunya dengan memintanya mengimami shalat berjamaah selama
beliau sakit. Oleh karena itu , mereka menghendaki agar Abu Bakar memimpin
urusan keduniaan, yakni kekhalifahan.
Memang Rasulullah wafat mengejutkan
kaum muslimin tetapi sesungguhnya dalam sakitnya yang terakhir ketika beliau
mengalami gangguan kesehatan sekurang-kurangnya tiga bulan, Nabi Muhammad telah
merasakan bahwa ajalnya akan segera tiba.
Masalah sukesi mengkibatkan suasana
politik umat islam menjadi sangat tegang. Padahal semasa hidupnya, Nabi
bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang kokoh diantara
sesama pengikutnya, yaitu antara kaum Muhajirin dan Anshar.Ada tiga golongan
yang bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini: yakni Anshar, Muhajirin
dan keluarga hasyim yang kemudian mengadakan pertemuan di balai Pertemuan Bani
Saidah di Madinah, Kaum Anshar mencalonkan Sa’ad bin Ubadah, pemuka Khazraj
sebagai pemimpin umat. Sedangkan Muhajirin mendesak Abu Bakar dan dari kelompok keluarga hasyim menghendaki
Ali bin Abi Thalib.
Masing-masing golongan merasa paling
berhak mengganti Nabi. Namun berkat tindakan tegas dari tiga orang , yaitu Abu
Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bi Jarrah yang dengan melakukan
semacam kudeta ( coup d’etat ) terhadap kelompok, memaksa Abu Bakar sendiri
sebagai deputi Nabi. Dengan semangat Ukhuwah Islamiyah terpilihlah Abu Bakar.
Ia adalah orang Quraisy yang merupakan pilihan ideal, karena sejak pertama
menjadi pendamping Nabi Ia sahabat yang paling memahami risalah Muhammad,
bahkan Ia merupakan kelompok as-sabiqun al-awwalun yang memperoleh gelar Abu
Bakar Ash-Syidiq.
Abu Bakar bergelar “ Khafilah
Rasulillah” atau khalifah. Meskipun dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa
kedudukan Nabi sesungguhnya tidak akan pernah tergantikan, karena tidak ada seorangpun
yang menerima ajaran Tuhan sesudah Nabi Muhammad. Sebagai penyampai wahyu yang
diturunkan dan sebagai utusan Tuhan yang tidak dapat diambil alih seseorang.
Menggantikan rasul ( Khalifah ) hanyalah perjuangan nabi¹.
C. BIOGRAFI ABU
BAKAR ASH SHIDDIQ
Abu Bakar Ash-Shiddiq ( nama
lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr bin Mas’ud bin
Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr At-Taimi Al-Quraisy.
Berarti silsilahnya dengan nabi bertemu pada Murrah bin Ka’ab ). Dilahirkan
pada tahun 573 M. Dia dilahirkan disuku yang sangat berpengaruh dan suku yang
banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya bernama Utsman ( Abu Quhafah
)berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti
Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah.²
Dizaman pra Islam Abu Bakar bernama
Abdul Ka’bah, kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah
seorang sahabat yang utama. Dijuluki Abu Bakjar karena dari pagi-pagi betul (
orang yang paling awal ) memeluk islam.Gelar Ash-Shidiq diperolehnya karena ia
dengan segera membenarkan nabi dlam berbagai peristiwa, terutama isra’ mi’raj¹.
D.
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ ( 11-13 H /
632 – 634 M )
Abu Bakar
merupakan Khalifah pertama di dunia islam yang menggantikan Nabi dalam urusan
duniawi atau sebagai pemimpin umat islam pada masa itu.Abu Bakar merupakan
orang pertama masuk islam ketika islam mulai didakwahkan, tidaklah sulit untuk
mempercayai ajaran yang dibawa oleh Muhammad saw, dikarenakan sejak kecil, ia
telah mengenal keagungan Muhammad. Ia tidak segan menumpahkan segenap jiwa dan
harta untuk islam.Tercatat dalam sejarah, Dia pernah membela Nabi tatkala Nabi
disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasul hijrah, membantu kaum yang lemah dan
memerdekakanya, seperti Bilal² .
E.
PERAN DAN FUNGSI
Abu Bakar
masuk Islam pada[1]
hari-hari pertama Islam didakwahkan. Tidak sulit baginya meyakini ajaran-ajaran
yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena sejak usia muda ia sudah kenal betul
akan keagungan[2] Nabi Muhammad
SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh perhatiannya untuk
pengembangan Islam.Sebagai orang yang disegani di kalangan bangsawan Arab,
keislaman Abu Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam, seperti Usman
bin Affan, Abdur Rahman bin Aufdan Zubair bin Awwam.
Pengorbanan dan jasanya ketika di Makkah di samping
harta benda ia selalu berusaha mendampingi dan melindungi Nabi Muhammad SAW
ketika banyak orang kafir yang mengejeknya, bahkan ia adalah yang mendampingi
Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah( 5 )
Sepak
terrjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar
ketika ia diangkat menjadi Khalifah. Secara lengkap pidatonya sebagai berikut.
:
“Wahai
manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan.padahal aku
bukan orang yang terbaik diantara kamu.Apabila aku melaksanakan tugasku dengan
baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskanlah aku. Kebenaran
adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu pengkhianatan. Orang-orang
yang lemah di antara kamu adalah orang kuat bagiku sampai aku memenuhi
hak-haknya, dan orang yang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku hingga aku
mengambil haknya, Insya Allah. Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan
Jihad.Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan Jihad maka Allah akan
menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada
Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak menaati Allah dan rasulnya, sekali-kali
jangan kamu menaatiku. Dirikanlah Shalat, semoga Allah merahmati kamu”.²
Ucapan
pertama kali dibai’at, ini menunjukkan garis besar politik dan kebijaksanaan
Abu Bakar dalam pemerintahan. Didalamnya terdapat prinsip kebebasan
berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat,mewujudkan keadilan, dan mendorong
masyarakat berjihad, serta shalat sebagai intisari taqwa. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pemerintahan Abu Bakar melanjutkan kepemimpinan sebelumnya.
Diantara kebijaksanaanya adalah sebagai berikut :
a.
Kebijaksanaan pengurusan terhadap
agama
Pada awal pemerintahanya diuji dengan ancaman yang
datang dari umat islam itu sendiri yang menentang kepemimpinanya. Diantara
perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang – orang yang murtad, orang-orang
yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontaklan
dari beberapa kabilah
b.
Kebijaksanaan Kenegaraan
Diantara kebijakan
1)
Bidang Eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di
Madinah maipun di daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin
Abi Thalib, usman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris dan Abu
Ubaidah sebagai bendaharawan.
2)
Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada
untuk mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu
disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar negeri. Diantara
panglima yang ada adalah Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah, Amr bin Ash,
Zaid binSufyan.
3)
Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab
dan selama masa pemerintahan Abu bakar tidak ditemukan suatu permaslahanyang
berarti untuk dipecahkan. Hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan
masyarakat pada waktu itu dikenal “alim.
4)
Sosial Ekonomi
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dikelola
harta benda yang didapat darii zakat, infaq, sedekah, ghanimah, dan
lain-lain.Penggunaan harta tersebut adalah untuk gaji pegawai negara dan untuk
kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada².
F. PENYEBARAN
ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
Setelah
pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan ( terutama memerangi orang murtad )
Khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan persia dan romawi yang setiap saat
berkeinginan menghancurkan eksistensi islam. Untuk menghadapi persia Abu Bakar
mengirim tentara islam dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Mutsanna bin
Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting irak dari kekuasaan
persia. Adapun untuk menghadapi Romawi, Abu Bakar memilih emat panglima Islam
terbaik untuk memimpin beribu-ribu pasukan diempat front yaitu Amr bin Al-Ash
di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan di front Damaskus, Abu Ubaidah di
front Hims, dan syurahbil bin hasanah di front Yordania
Keputusan –
keputusan yang dibuat oleh Khalifah Abu Bakar untuk membentuk pasukan tersebut,
dari segi tata negara menunjukkan bahwa ia juga memegang jabatan panglima
tertinggi tentara islam. Hal seperti ini juga berlaku pada zaman modern, yaitu
seorang kepala negara atau presiden juga sekaligus sebagai panglima tertinggi
angkatan bersenjata.
Dengan kata
lain bahwa Abu Bakar berhasil memobilisasi segala kekuatan yang ada untuk
menciptakan pertahanan dan keamanan negara madinah,menggalang umat
islam,menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang masih berserakan menjadi satu mushaf.
Keberhasilan ini tentunya karena adanya kedisiplinan, kepercayaan dan ketaatan
yang tinggi dari rakyat terhadap integritas kepribadian dan kepemimpinanya²
G. FAKTOR
KEBERHASILAN KHALIFAH ABU BAKAR
Faktor
keberhasilan yang lain adalah dalam membangun pranata sosial dibidang politik
dan pertahanan keamanan.Keberhasilan tersebut tidak lepas dari keterbukaanya,
yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk
membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan melalui forum
musyawarah sebagai lembaga legislatif. Hal ini mendorong para tokoh sahabat
khususnya dan umat islam pada umumnya berpartisipasi aktif untuk melaksanakan
berbagai keputusan yang dibuat.
Adapun
tugas-tugas eksekutif ia delegasikan kepada para sahabat, baik untuk
melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan di Madinah maupun di daerah dengan mengangkat
Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai Katib (
sekretaris ) dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan untuk mengurus Baitul Mal².
H. PERADABAN
PADA MASA ABU BAKAR
Bentuk
peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan suatu kerja besar
yang dilakukan pada masa pemerintahan
Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Qur’an.
Pada
mulanya Abu Bakar menolak pembukuan yang di usulkan oleh
Umar bin Khattab dan berkeberatan
melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap
membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan
Umar tersebut, kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Sabit, untuk
membukukan Al Qur’an. Abu Bakar menceritakan kepadanya kekhawatiran dan usulan
Umar. Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu Bakar sebelum itu. Keduanya
lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada
perintah penulisan Al-Qur'an itu. Zaid bin Sabit melalui tugasnya yang berat
ini dengan bersadar pada hafalan yang ada dalam hati para qurra dan catatan
yang ada pada para penulis. Kemudian lembaran-lembaran (kumpulan) itu disimpan
ditangan Abu Bakar.Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan
kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma,kulit
binatang, dan dari hafalan kaum muslimin. memandangkan wibawanya dalam ilmu
tentang al-Quran, Zaid bin Tsabit merupakan amanah dan merupakan sahabat yang
terakhir mengkhatamkan al-Quran di hadapan Rasululah SAW Melalui usaha tersebut
maka terkumpullah al-Quran yang pertama dalam bentuk lembaran suhuf³.
Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah syahidnya beberapa orang penghafal Al-Qur’an pada perang yamamah pada tahun 11 H². Umarlah yang pertama kali mengusulkan Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kali Al-Qur’an dihimpun. Dalam peperangan tersebut ramai tentera Islam yang merupakan penghafaz al-Quran telah syahid. Mengikut catatan sejarah, seramai 70 orang qurra’ (ahli penghafaz al-quran) telah gugur syahid. Peristiwa ini telah mendorong Saidina Umar al-Khattab memberi cadangan kepada Khalifah Abu Bakar supaya dilakukan usaha pengumpulan al-Quran kerana dibimbangi al-Quran akan terhapus dengan sebab ramainya para penghafaz yang gugur syahid³
Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah syahidnya beberapa orang penghafal Al-Qur’an pada perang yamamah pada tahun 11 H². Umarlah yang pertama kali mengusulkan Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kali Al-Qur’an dihimpun. Dalam peperangan tersebut ramai tentera Islam yang merupakan penghafaz al-Quran telah syahid. Mengikut catatan sejarah, seramai 70 orang qurra’ (ahli penghafaz al-quran) telah gugur syahid. Peristiwa ini telah mendorong Saidina Umar al-Khattab memberi cadangan kepada Khalifah Abu Bakar supaya dilakukan usaha pengumpulan al-Quran kerana dibimbangi al-Quran akan terhapus dengan sebab ramainya para penghafaz yang gugur syahid³
Selain itu peradaban
islam yang terjadi para pemerintahan Abu Bakar sebagai berikut :
1)
Dalam bidang pranata sosial ekonomi
adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial rakyat.Untuk kemaslahatan
rakyat ini, Ia mengelola zakat, infaq dan sedekah yang berasal dari kaum
muslimin sebagai sumber pendapatan Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan
tentara , gaji para pegawai negara dan kemaslahatan umat,sedangkan dari Abu Bakar
sendiri tidak mengambil dari hasil tersebut karena menurutnya ia tidak berhak,
oleh karena itu ia tetap berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
sendiri.
2)
Suksesi kepemimpinan atas
inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab untuk
menggantikanya.faktor utamanya adalah kekhawatiran akan terulang kembali
peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Saidah yang nyaris menyulut
umat islam ke jurang perpecahan, bila tidak menunjuk seseorang yang akan
menggantikanya.Artinya dari segi poloitik dan keamanan, Abu Bakar menghendaki
adanya stabilitas politik dan keamanan. Bila pergantian pimpinan pada saatnya
tiba.Mengapa pilihan jatuh kepada Umar?karena menurut pendapatnya , Umar adalah
sahabat senior yang mampu dan bijaksanan memimpin negara.Namun dalam pemilihan
itu, ia tidak meninggalkan musyawarah dengan beberapa orang sahabat senior
antara lain Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan Ashid bin Hadhir, tokoh
Ansor.Setelah itu Abu Bakar dihadapan kaum muslimin menyampaikan “ Saya mengangkat Umar bin Khattab menjadi
pemimpin kamu,maka dengarkanlah dan taatlah kepadanya” kaum muslimin
menjawab “ Kami dengar dan taat.”
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan dari kaum musliminatas pilihanya, ia
memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan pengangkatan Umar. Isi pengangkatan
itu adalah sebagai berikut : “ Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Ini adalah perjanjian yang
dibuat Abu Bakar bin Abi Quhafah kepada kaum muslimin. Sesungguhnya aku
menunjuk Umar bin Khattab menjadi pimpinan kamu, aku tidak menyia-nyiakan
kebaikan atas kamu.”Kemudian ia memanggil Umar dan membekalinya
nasihat-nasihat, lalu mengangkat kedua tangan Umar seraya berdoa untuk
keselamatannya dan kejayaan Islam serta pemeluknya.Dan kemudian Umar bin
Khattab di bai’at dihadapan kaum muslimin.
Akhirnya beberapa hari setelah pemilihan itu tatkala
Abu Bakar merasa kematiannya telah dekat dan sakitnya parah, kemudian sampai
kepada kematiannya pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H / 634 M².
I.
KESIMPULAN
Rasulullah
saw wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk meneruskan
kepemimpinannya ( kekhalifahan ) . Sekelompok orang berpendapat bahwa Abu Bakar
lebih berhak atas kekhalifahannya karena rasulullah saw meridhainya dalam soal
– soal agama, salah satunya dengan memintanya mengimami shalat berjamaah selama
beliau sakit. Oleh karena itu , mereka menghendaki agar Abu Bakar memimpin
urusan keduniaan, yakni kekhalifahan.
Setelah
kaum muslimin bermusyaarah dengan melihat erbagai pertimbangan gejolak yang
terjadi dikalangan kaum muslimin, maka Abu Bakar yang dipilih sebagai Khalifah
pertama pengganti perjuangan Nabi Muhammad saw.
Dengan
terpilihnya Abu Bakar Ash-Shidiq telah banyak perjuangan-perjuanagn Abu bakar
dalam membina Islam dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pada masa itu.
Diantaranya adalah dalam hal urusan agama, kenegaraan ( baik dari bidang
eksekutif, pertahanan dan keamanan,yudikatif, dan sosial ekonomi ),penyebaran
Islam, peradaban dalam penyusunan atau pembukuan Al-Qur’an.
Dalam
penunjukkan Khalifah ke dua pun yaitu Utman bin Affan,Abu Bakar melakukan
hal-hal sebagai berikut :
1) Tidak
meninggalkan musyawarah dan melakukan konsultasi untuk mengetahui aspirasi
rakyat muslim
2) Tidak
menunjuk putranya atau kerabatnya dalam pemilihan penggantinya kelak melainkan
memilih seorang yang mempunyai nama dan mendapat tempat dihati masyarakat dan
mempunyai sifat terpuji
3) Pengukuhan
pengangkatan Umar berjalan dengan baik.