Thursday, May 15, 2014

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDIQ





A.    KATAPENGANTAR

         Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,Tim penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini tim penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

B.     PENDAHULUAN
Rasulullah saw wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk meneruskan kepemimpinannya ( kekhalifahan ) . Sekelompok orang berpendapat bahwa Abu Bakar lebih berhak atas kekhalifahannya karena rasulullah saw meridhainya dalam soal – soal agama, salah satunya dengan memintanya mengimami shalat berjamaah selama beliau sakit. Oleh karena itu , mereka menghendaki agar Abu Bakar memimpin urusan keduniaan, yakni kekhalifahan.
            Memang Rasulullah wafat mengejutkan kaum muslimin tetapi sesungguhnya dalam sakitnya yang terakhir ketika beliau mengalami gangguan kesehatan sekurang-kurangnya tiga bulan, Nabi Muhammad telah merasakan bahwa ajalnya akan segera tiba.
            Masalah sukesi mengkibatkan suasana politik umat islam menjadi sangat tegang. Padahal semasa hidupnya, Nabi bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang kokoh diantara sesama pengikutnya, yaitu antara kaum Muhajirin dan Anshar.Ada tiga golongan yang bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini: yakni Anshar, Muhajirin dan keluarga hasyim yang kemudian mengadakan pertemuan di balai Pertemuan Bani Saidah di Madinah, Kaum Anshar mencalonkan Sa’ad bin Ubadah, pemuka Khazraj sebagai pemimpin umat. Sedangkan Muhajirin mendesak Abu Bakar  dan dari kelompok keluarga hasyim menghendaki Ali bin Abi Thalib.
            Masing-masing golongan merasa paling berhak mengganti Nabi. Namun berkat tindakan tegas dari tiga orang , yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bi Jarrah yang dengan melakukan semacam kudeta ( coup d’etat ) terhadap kelompok, memaksa Abu Bakar sendiri sebagai deputi Nabi. Dengan semangat Ukhuwah Islamiyah terpilihlah Abu Bakar. Ia adalah orang Quraisy yang merupakan pilihan ideal, karena sejak pertama menjadi pendamping Nabi Ia sahabat yang paling memahami risalah Muhammad, bahkan Ia merupakan kelompok as-sabiqun al-awwalun yang memperoleh gelar Abu Bakar Ash-Syidiq.
            Abu Bakar bergelar “ Khafilah Rasulillah” atau khalifah. Meskipun dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa kedudukan Nabi sesungguhnya tidak akan pernah tergantikan, karena tidak ada seorangpun yang menerima ajaran Tuhan sesudah Nabi Muhammad. Sebagai penyampai wahyu yang diturunkan dan sebagai utusan Tuhan yang tidak dapat diambil alih seseorang. Menggantikan rasul ( Khalifah ) hanyalah perjuangan nabi¹.

C.     BIOGRAFI ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
            Abu Bakar Ash-Shiddiq ( nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr bin Mas’ud bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr At-Taimi Al-Quraisy. Berarti silsilahnya dengan nabi bertemu pada Murrah bin Ka’ab ). Dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan disuku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya bernama Utsman ( Abu Quhafah )berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah.²
            Dizaman pra Islam Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti oleh nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama. Dijuluki Abu Bakjar karena dari pagi-pagi betul ( orang yang paling awal ) memeluk islam.Gelar Ash-Shidiq diperolehnya karena ia dengan segera membenarkan nabi dlam berbagai peristiwa, terutama isra’ mi’raj¹.

D.    ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ ( 11-13 H / 632 – 634 M )
Abu Bakar merupakan Khalifah pertama di dunia islam yang menggantikan Nabi dalam urusan duniawi atau sebagai pemimpin umat islam pada masa itu.Abu Bakar merupakan orang pertama masuk islam ketika islam mulai didakwahkan, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Muhammad saw, dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan Muhammad. Ia tidak segan menumpahkan segenap jiwa dan harta untuk islam.Tercatat dalam sejarah, Dia pernah membela Nabi tatkala Nabi disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasul hijrah, membantu kaum yang lemah dan memerdekakanya, seperti Bilal² .

E.     PERAN DAN FUNGSI

Abu Bakar masuk Islam pada[1] hari-hari pertama Islam didakwahkan. Tidak sulit baginya meyakini ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena sejak usia muda ia sudah kenal betul akan keagungan[2] Nabi Muhammad SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh perhatiannya untuk pengembangan Islam.Sebagai orang yang disegani di kalangan bangsawan Arab, keislaman Abu Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam, seperti Usman bin Affan, Abdur Rahman bin Aufdan Zubair bin Awwam.
Pengorbanan dan jasanya ketika di Makkah di samping harta benda ia selalu berusaha mendampingi dan melindungi Nabi Muhammad SAW ketika banyak orang kafir yang mengejeknya, bahkan ia adalah yang mendampingi Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah( 5 )
Sepak terrjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar ketika ia diangkat menjadi Khalifah. Secara lengkap pidatonya sebagai berikut. :
“Wahai manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan.padahal aku bukan orang yang terbaik diantara kamu.Apabila aku melaksanakan tugasku dengan baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskanlah aku. Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu pengkhianatan. Orang-orang yang lemah di antara kamu adalah orang kuat bagiku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan orang yang kuat di antara kamu adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah. Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan Jihad.Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan Jihad maka Allah akan menimpakan atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak menaati Allah dan rasulnya, sekali-kali jangan kamu menaatiku. Dirikanlah Shalat, semoga Allah merahmati kamu”.²
Ucapan pertama kali dibai’at, ini menunjukkan garis besar politik dan kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan. Didalamnya terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat,mewujudkan keadilan, dan mendorong masyarakat berjihad, serta shalat sebagai intisari taqwa. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemerintahan Abu Bakar melanjutkan kepemimpinan sebelumnya. Diantara kebijaksanaanya adalah sebagai berikut :
a.       Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama
Pada awal pemerintahanya diuji dengan ancaman yang datang dari umat islam itu sendiri yang menentang kepemimpinanya. Diantara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang – orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontaklan dari beberapa kabilah
b.      Kebijaksanaan Kenegaraan
Diantara kebijakan                     
1)       Bidang Eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah maipun di daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin Abi Thalib, usman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan.
2)      Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam maupun di luar negeri. Diantara panglima yang ada adalah Khalid bin Walid, Musanna bin Harisah, Amr bin Ash, Zaid binSufyan.


3)      Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan selama masa pemerintahan Abu bakar tidak ditemukan suatu permaslahanyang berarti untuk dipecahkan. Hal ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat pada waktu itu dikenal “alim.
4)      Sosial Ekonomi
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dikelola harta benda yang didapat darii zakat, infaq, sedekah, ghanimah, dan lain-lain.Penggunaan harta tersebut adalah untuk gaji pegawai negara dan untuk kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada².

F.      PENYEBARAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan ( terutama memerangi orang murtad ) Khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan persia dan romawi yang setiap saat berkeinginan menghancurkan eksistensi islam. Untuk menghadapi persia Abu Bakar mengirim tentara islam dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Mutsanna bin Haritsah dan berhasil merebut beberapa daerah penting irak dari kekuasaan persia. Adapun untuk menghadapi Romawi, Abu Bakar memilih emat panglima Islam terbaik untuk memimpin beribu-ribu pasukan diempat front yaitu Amr bin Al-Ash di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan di front Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims, dan syurahbil bin hasanah di front Yordania
Keputusan – keputusan yang dibuat oleh Khalifah Abu Bakar untuk membentuk pasukan tersebut, dari segi tata negara menunjukkan bahwa ia juga memegang jabatan panglima tertinggi tentara islam. Hal seperti ini juga berlaku pada zaman modern, yaitu seorang kepala negara atau presiden juga sekaligus sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.
Dengan kata lain bahwa Abu Bakar berhasil memobilisasi segala kekuatan yang ada untuk menciptakan pertahanan dan keamanan negara madinah,menggalang umat islam,menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang masih berserakan menjadi satu mushaf. Keberhasilan ini tentunya karena adanya kedisiplinan, kepercayaan dan ketaatan yang tinggi dari rakyat terhadap integritas kepribadian dan kepemimpinanya²

G.    FAKTOR KEBERHASILAN KHALIFAH ABU BAKAR
Faktor keberhasilan yang lain adalah dalam membangun pranata sosial dibidang politik dan pertahanan keamanan.Keberhasilan tersebut tidak lepas dari keterbukaanya, yaitu memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat untuk membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif. Hal ini mendorong para tokoh sahabat khususnya dan umat islam pada umumnya berpartisipasi aktif untuk melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat.
Adapun tugas-tugas eksekutif ia delegasikan kepada para sahabat, baik untuk melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan di Madinah maupun di daerah dengan mengangkat Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai Katib ( sekretaris ) dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan untuk mengurus Baitul Mal².

H.    PERADABAN PADA MASA ABU BAKAR
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan suatu kerja besar yang  dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Qur’an. Pada mulanya Abu Bakar menolak pembukuan yang di usulkan oleh Umar bin Khattab  dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut, kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Sabit, untuk membukukan Al Qur’an. Abu Bakar menceritakan kepadanya kekhawatiran dan usulan Umar. Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu Bakar sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada perintah penulisan Al-Qur'an itu. Zaid bin Sabit melalui tugasnya yang berat ini dengan bersadar pada hafalan yang ada dalam hati para qurra dan catatan yang ada pada para penulis. Kemudian lembaran-lembaran (kumpulan) itu disimpan ditangan Abu Bakar.Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma,kulit binatang, dan dari hafalan kaum muslimin. memandangkan wibawanya dalam ilmu tentang al-Quran, Zaid bin Tsabit merupakan amanah dan merupakan sahabat yang terakhir mengkhatamkan al-Quran di hadapan Rasululah SAW Melalui usaha tersebut maka terkumpullah al-Quran yang pertama dalam bentuk lembaran suhuf³.
Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah syahidnya beberapa orang penghafal Al-Qur’an pada perang yamamah pada tahun 11 H². Umarlah yang pertama kali mengusulkan Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kali Al-Qur’an dihimpun. Dalam peperangan tersebut ramai tentera Islam yang merupakan penghafaz al-Quran telah syahid. Mengikut catatan sejarah, seramai 70 orang qurra’ (ahli penghafaz al-quran) telah gugur syahid. Peristiwa ini telah mendorong Saidina Umar al-Khattab memberi cadangan kepada Khalifah Abu Bakar supaya dilakukan usaha pengumpulan al-Quran kerana dibimbangi al-Quran akan terhapus dengan sebab ramainya para penghafaz yang gugur syahid³
Selain itu peradaban islam yang terjadi para pemerintahan Abu Bakar sebagai berikut :
1)      Dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial rakyat.Untuk kemaslahatan rakyat ini, Ia mengelola zakat, infaq dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin sebagai sumber pendapatan Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan tentara , gaji para pegawai negara dan kemaslahatan umat,sedangkan dari Abu Bakar sendiri tidak mengambil dari hasil tersebut karena menurutnya ia tidak berhak, oleh karena itu ia tetap berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sendiri.
2)      Suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikanya.faktor utamanya adalah kekhawatiran akan terulang kembali peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Saidah yang nyaris menyulut umat islam ke jurang perpecahan, bila tidak menunjuk seseorang yang akan menggantikanya.Artinya dari segi poloitik dan keamanan, Abu Bakar menghendaki adanya stabilitas politik dan keamanan. Bila pergantian pimpinan pada saatnya tiba.Mengapa pilihan jatuh kepada Umar?karena menurut pendapatnya , Umar adalah sahabat senior yang mampu dan bijaksanan memimpin negara.Namun dalam pemilihan itu, ia tidak meninggalkan musyawarah dengan beberapa orang sahabat senior antara lain Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan Ashid bin Hadhir, tokoh Ansor.Setelah itu Abu Bakar dihadapan kaum muslimin menyampaikan “ Saya mengangkat Umar bin Khattab menjadi pemimpin kamu,maka dengarkanlah dan taatlah kepadanya” kaum muslimin menjawab “ Kami dengar dan taat.” Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan dari kaum musliminatas pilihanya, ia memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan pengangkatan Umar. Isi pengangkatan itu adalah sebagai berikut : “ Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Ini adalah perjanjian yang dibuat Abu Bakar bin Abi Quhafah kepada kaum muslimin. Sesungguhnya aku menunjuk Umar bin Khattab menjadi pimpinan kamu, aku tidak menyia-nyiakan kebaikan atas kamu.”Kemudian ia memanggil Umar dan membekalinya nasihat-nasihat, lalu mengangkat kedua tangan Umar seraya berdoa untuk keselamatannya dan kejayaan Islam serta pemeluknya.Dan kemudian Umar bin Khattab di bai’at dihadapan kaum muslimin.
Akhirnya beberapa hari setelah pemilihan itu tatkala Abu Bakar merasa kematiannya telah dekat dan sakitnya parah, kemudian sampai kepada kematiannya pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H / 634 M².

I.       KESIMPULAN
Rasulullah saw wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk meneruskan kepemimpinannya ( kekhalifahan ) . Sekelompok orang berpendapat bahwa Abu Bakar lebih berhak atas kekhalifahannya karena rasulullah saw meridhainya dalam soal – soal agama, salah satunya dengan memintanya mengimami shalat berjamaah selama beliau sakit. Oleh karena itu , mereka menghendaki agar Abu Bakar memimpin urusan keduniaan, yakni kekhalifahan.
Setelah kaum muslimin bermusyaarah dengan melihat erbagai pertimbangan gejolak yang terjadi dikalangan kaum muslimin, maka Abu Bakar yang dipilih sebagai Khalifah pertama pengganti perjuangan Nabi Muhammad saw.
Dengan terpilihnya Abu Bakar Ash-Shidiq telah banyak perjuangan-perjuanagn Abu bakar dalam membina Islam dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pada masa itu. Diantaranya adalah dalam hal urusan agama, kenegaraan ( baik dari bidang eksekutif, pertahanan dan keamanan,yudikatif, dan sosial ekonomi ),penyebaran Islam, peradaban dalam penyusunan atau pembukuan Al-Qur’an.
Dalam penunjukkan Khalifah ke dua pun yaitu Utman bin Affan,Abu Bakar melakukan hal-hal sebagai berikut :
1)      Tidak meninggalkan musyawarah dan melakukan konsultasi untuk mengetahui aspirasi rakyat muslim
2)      Tidak menunjuk putranya atau kerabatnya dalam pemilihan penggantinya kelak melainkan memilih seorang yang mempunyai nama dan mendapat tempat dihati masyarakat dan mempunyai sifat terpuji
3)      Pengukuhan pengangkatan Umar berjalan dengan baik.